SEJARAH MARKETING
Semenjak adanya Revolusi industri tahun 1900 talah mengatarkan pada perubahan kearah peradaban bisnis modern. Bisnis yang semula bercirikan merkantilis (berdagang) berubah menjadi kapitalis. Kekuatan modal yang besar digunakan untuk membangun pabrik dan organisasi perusahaan, memproduksi barang dan memperdagangkannya.
Sehingga muncullan pandangan baru tentang bagaimana bagaimana perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah organisasi perusahaan harus dimanage untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Kedua hal inilah yang melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen bisnis termasuk didalamnya ilmu marketing.
Awalnya marketing tidak lebih dari aktivitas bisnis sederhana, yang merupakan bagian dari aktivitas ekonomi. Melalui pendekatan sosiologis dapat dilihat sebagai sebuah institusi sosial, artinya market bukan hanya tempat bertemunya permintaan dan penawaran melainkan juga bertemunya pembeli dan penjual. Market merupakan sebuah sistem sosial dimana kebutuhan setiap pihak akan materi tertentu akan bertemu.
Setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi pendorong marketing sebagai sebuah ilmu tersendiri :
1. Konsumsi
Pandangan yang sangat sederhana melihat bahwa konsumsi sebagai akhir dari kegiatan produksi dalam dunia ekonomi. Padahal perilaku konsumsi sebenarnya merupakan ilmu yang bisa dieksploitasi lebih dalam.
2. Value
Dalam ilmu ekonomi, value berhubungan dengan penambahan penambahan input dari faktor-faktor produksi. Sementara dalam dunia bisnis, value juga mencakup sesuatu yang intangible (tidak berujud)
3. Purchasing Power
Keputusan untuk melakukan pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh kempuan daya beli saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh iklan dan tenaga penjual.
Pendekatan marketing pada mulanya hanya menyangkut tiga elemen :
Ø Advertising
Ø Selling
Ø Distribusi
Kemudian ada banyak pemikir yang memasukkan elemen lain dalam marketing, seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam marketing yakni :
Ø Komoditas
Ø Institusi
Ø Fungsional
Artinya, marketing juga menyangkut soal produk, organisasi pemasaran, dan proses serta kegiatan.
Dengan bertambahnya elemen baru dalam marketing maka ilmu marketing masuk ke dalam tahap integrasi, disini para pemikir dan ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur, serta elemen yang berdiri sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi.
Pada dekade berikutnya, masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing seperti ilmu psikologi dan ilmu sosial. Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi, baru hadir setelah munculnya konsep marketing mix (4P).
Elemen-elemen dalam marketing sendiri juga mengalami perkembangan.
Distribusi, semakin berkembang dengan bertambah banyaknya instusi maupun perorangan yang membantu mendekatkan penyampaian produk ke tangan konsumen.
Tumbuh suburnya market baik yang melayani ritel maupun grosiran seperti : mini market, super market, hypermarket.
Makin berkembangkan perusahaan pengiriman kiriman/ paket sangat membantu pendistribusian produk.
Selling, banyak berkembangnya cara penjualan produk dalam berbagai model, seperti direc selling, muliti level marketing, franchise/ wara laba bahkan sampai pada penjulan secara online.
dan masih banyak lagi…
Pada tahun 1960 – 1970 an, ilmu marketing memecahkan diri kedalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization, dsb.
Pada tahun 1970 an juga mulai terbentuk konsep social responcibility.
(disarikan dari “ISLAMIC MARKETING” oleh Prof. Dr. Veithzal Rivai, SE, MM, MBA)